- Rahmadani
- Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia
- Rahmadani, lahir di Paringin, 21 Maret 1991. Saat ini melanjutkan studi di Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil. Aktif sebagai Anggota di Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Kalimantan Selatan pada Departemen Pengembangan Intelektual. Puisi - puisinya dipublikasikan di harian Banjarmasin Post. Selain giat menulis dan aktif di sanggar seni, juga aktif di berbagai organisasi di dalam dan di luar kampus, serta masih terdaftar sebagai anggota Marching Band BAPDC (Bhara Agung Pradana Corps)di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Semua Ada
7:14 AM
Hari yang kita anggap berlalu dengan cepat
tidak begitu cepat bagi orang - orang yang selalu hidup dengan waktu
Hari yang kita anggap sempit
tidak begitu sempit bagi orang - orang yang selalu melapangkan waktu
Hari yang kita anggap begitu lama
tidak begitu lama dari waktu kita hidup di dunia
Waktu bisa berubah dan dapat kita nikmati
Jika kita selalu menggunakan waktu dengan Tuhan mu
Banjarbaru, 7 Maret '10
tidak begitu cepat bagi orang - orang yang selalu hidup dengan waktu
Hari yang kita anggap sempit
tidak begitu sempit bagi orang - orang yang selalu melapangkan waktu
Hari yang kita anggap begitu lama
tidak begitu lama dari waktu kita hidup di dunia
Waktu bisa berubah dan dapat kita nikmati
Jika kita selalu menggunakan waktu dengan Tuhan mu
Banjarbaru, 7 Maret '10
Tak Mengerti
6:32 AM
Orang baru dalam hidup
Berbicara tentang hidup dan kehidupan, namun dia pun tak tahu arti hidup
Dasar …
Kamu memang brengsek !!!
Andaikan saja kau tak memanfaatkanku …
Banjarbaru, 28 Agustus 2009
Berbicara tentang hidup dan kehidupan, namun dia pun tak tahu arti hidup
Dasar …
Kamu memang brengsek !!!
Andaikan saja kau tak memanfaatkanku …
Banjarbaru, 28 Agustus 2009
Saat Ku Buka Mata
6:31 AM
Selamat datang hidupku
Sekarang …
Aku mulai memintal benang - benang rajutan hidup
yang akan mulai kujahit di kehidupanku
Kini dan Seterusnya
Sambutlah segenggam benang kusut ini
dengan senyum dan kesabaran
Banjarbaru, 25 Agustus ‘0
Sekarang …
Aku mulai memintal benang - benang rajutan hidup
yang akan mulai kujahit di kehidupanku
Kini dan Seterusnya
Sambutlah segenggam benang kusut ini
dengan senyum dan kesabaran
Banjarbaru, 25 Agustus ‘0
Rela
7:10 AM
Aku belum yakin
akan semua hasilmu
akan semua fikirmu
akan semua maumu
Namu aku kan mencoba
Semoga itu akan berkenan di hatimu
dan dapat melupakan masalahmu
Amuntai, 27 Juli '09
akan semua hasilmu
akan semua fikirmu
akan semua maumu
Namu aku kan mencoba
Semoga itu akan berkenan di hatimu
dan dapat melupakan masalahmu
Amuntai, 27 Juli '09
Hampa
7:01 AM
Gelap
tak nampak
tak ada sedikit pun cahaya yang ku dapat
Kurasa
tak ada arti
meski kau berlari kau takkan bertemu dengan tujuanmu
Mati
tak berharga
apalagi manusia yang selalu menuhankan hidupnya dengan kemudahan
Amuntai, 21 Juli ‘09
tak nampak
tak ada sedikit pun cahaya yang ku dapat
Kurasa
tak ada arti
meski kau berlari kau takkan bertemu dengan tujuanmu
Mati
tak berharga
apalagi manusia yang selalu menuhankan hidupnya dengan kemudahan
Amuntai, 21 Juli ‘09
Esok
6:55 AM
Sang surya mulai menampakkan senyumnya
Sang petarung maut pun muali menyiapkan ancang - ancang
untuk menantang maut
Saat mentari mulai menyongsong hidupnya
Si kuli telah selesai dengan tugasnya
dan akan memulai tugasnya di esok hari
Namun sebelumnya ia harus siap
dengan rintangan yang pasti akan ia jumpai
Ternyata rintangan itu terlalu mudah untuknya
Namun dalam kemudahan itu ia dapatkan dengan bantuan Kekasihya juga
Akhirnya rintangan pun telah berhasil terlewati
dan kemudian bagaimanakah pertarungannya di esok hari
Apakah menyenangkan atau menyedikanku?
Banjarmasin, 27 Juni ‘09
Sang petarung maut pun muali menyiapkan ancang - ancang
untuk menantang maut
Saat mentari mulai menyongsong hidupnya
Si kuli telah selesai dengan tugasnya
dan akan memulai tugasnya di esok hari
Namun sebelumnya ia harus siap
dengan rintangan yang pasti akan ia jumpai
Ternyata rintangan itu terlalu mudah untuknya
Namun dalam kemudahan itu ia dapatkan dengan bantuan Kekasihya juga
Akhirnya rintangan pun telah berhasil terlewati
dan kemudian bagaimanakah pertarungannya di esok hari
Apakah menyenangkan atau menyedikanku?
Banjarmasin, 27 Juni ‘09
Harapan Kita di 6 Juni
9:51 PMBercampur aduk rasa hati
haru, sedih, duka, bahagia
kini meresap di hati kita, guru - guru kita, orang tua kita dan adik - adik kita
Di tempat ini, dengan banyak cerita, canda, tawa
yang tlah kita lakukan
Akan terkenang dan slalu tertanam di hati dan sanubari kita bersama
Kenanglah teman – teman yang slalu baik denganmu
Maafkanlah sahabatmu yang pernah berbuat salah denganmu
Setelah ini kita akan terpisah tuk bersama lagi
Terimakasih atas semua pengorbanan dan kesabaranmu
Maafkan semua perangai, keadaan, bahkan masalah yang kami buat
Karena semua itu adalah sebuah bagian dari hidup kami di sekolah ini
Kami sangat mengharapkan curahan maaf darimu
Selamat tinggal SMA Negeri 1 Amuntai
Tunggulah kehadiran kami
4, 5 ataupun 10 tahun yang kan datang
Kami akan menceritakan segala kesuksesan dan pengalaman kami
Dan smoga kita semua yang ada di sini akan bertemu dan tertawa bersama lagi
Satu permintaan kami …
Lepaskanlah kami dengan senyum ikhlas darimu
Wahai Guruku …
[1] Ditulis (Rahmadani) dan dibacakan (Zayed Norwanto) pada acara perpisahan SMA Negeri 1 Amuntai, tanggal 6 Juni 2009.[1]
Mimpi Malam
9:45 PM
Malam itu ku tak tahu apa yang akan terjadi
Saudaraku berperangai tak seperti biasanya
Dia menghabiskan banyak cerita dan banyak keringat
Saat ku mulai mencoba
dia membimbingku dengan senyumnya
dengan tingkahnya serta bicaranya
Ketika sampai dipuncak suka
Kami terperosok
dengan sekuat tenaga kami berusaha mengeluarkannya
Usaha itu sia - sia
Sekian lama ku menunggu
Akhirnya, datang orang - orang yang bersedia mengulurkan tangan tuk meraih kami
dari lobang kekesalan dan penyesalan
Mimpi itu pun terhenti
Saudaraku berperangai tak seperti biasanya
Dia menghabiskan banyak cerita dan banyak keringat
Saat ku mulai mencoba
dia membimbingku dengan senyumnya
dengan tingkahnya serta bicaranya
Ketika sampai dipuncak suka
Kami terperosok
dengan sekuat tenaga kami berusaha mengeluarkannya
Usaha itu sia - sia
Sekian lama ku menunggu
Akhirnya, datang orang - orang yang bersedia mengulurkan tangan tuk meraih kami
dari lobang kekesalan dan penyesalan
Bayangku
9:42 PMHitam putih, warna yang selalu berlawanan
Bila ku berada di dalam sebuah tepian
Bayang itu tetap berada di tepian
meski kau berada di tengahnya
Ku tak bias lari darinya
dan dia takkan bias menjauh dariku meskipun di kegelapan
Kita tak tahu, apakah perlu atau tidaknya kehadirannya
Namun … datangnya memberi warna hidup
Kerisauanku
Bila ku berada di dalam sebuah tepian
Bayang itu tetap berada di tepian
meski kau berada di tengahnya
Ku tak bias lari darinya
dan dia takkan bias menjauh dariku meskipun di kegelapan
Kita tak tahu, apakah perlu atau tidaknya kehadirannya
Namun … datangnya memberi warna hidup
Kerisauanku
Amuntai, 8 Mei '09